Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

RSS

pemeliharaan tanaman cabai

Penanaman

Penyiraman
Pada fase awal penyiraman dilakukan rutin setiap hari terutama di musim kemarau.
Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukkan dengan cara dileb setiap 3 – 4 hari sekali atau jika tidak mungkin dileb dapat digunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan.
Pemasangan ajir/turus
Ajir/turus dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2 cm.
Ajir ditancapkan tegak tiap 3 tanaman secara berjajar. Dari ajir ke ajir dihubungkan dengan bilah bambu memanjang pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah.
Pemasangan ajir dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan setelah pindah tanam. 
Perempelan
Perempelan (pembuangan) tunas samping perlu dilakukan karena pertumbuhan tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan.
Perempelan tunas samping dilakukan pada saat cabai berumur 7 – 20 hari. Perempelan dilakukan dengan cara membuang semua tunas samping dan dihentikan saat terbentuk cabang (biasanya perempelan dilakukan 2-3 kali.
Perempelan selanjutnya adalah perempelan terhadap bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah lebat.
Pemupukan Susulan
Meskipun tanaman cabai sudah dipupuk secara total, namun untuk menyuburkan pertumbuhanyang prima dapat diberi pupuk tambahan (sususlan), yaitu pada saat fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adala pupuk daun yang kandungan N-nya tinggi, misalnya Multimicro dan Comlesal cair.
Interval penyemprotan pupuk dilakukan antara 10 – 14 hari sekali, dengan dosis sesuai pada labelnya.
Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, pada umur 50 hari dapat diberi pupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan (1:1:1:1) sebanyak + 4 sendok makan. Caranya dengan melubangi MPHP di antara 4 tanaman. Pupuk tersebut dimasukkan ke dalam tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut.
Pemupukan selanjutnya dilakukan apabila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama penyakit dengan dosis NPK sebanyak 4 – 5 kg dilarutkan dalam 200 lt air (1 drum) lalu dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 – 500 cc atau tergantung kebutuhan. Lakukan 2 minggu sekali.
Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen 12 – 14 kali. Setiap kali selesai panen perlu diberi pupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buahnya. Jenis pupuknya adalah NPK atau campuran ZA,Urea, TSP, KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan memberikan fungisida, insektisida dengan cara penyemprotan secara teratur.
Usaha lain adalah menyiangi kemungkinan adanya gulma serta pengawasan secara rutin dan berkala terhadap tanaman, sehingga ketika gejala hama dan penyakit dapat sedini mungkin teratasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan&budidaya bunga melati

Bunga melati
Bunga melati
Lingkungan tumbuh yang cocok untuk tanaman melati yaitu iklim panas tropik dan lebih disenangi pada tanah yang ringan dan berdrainase baik, kaya bahan organik dengan kelembaban baik. Namun demikian melati juga banyak ditanam pada tanah yang bervariasi jenisnya. Untuk budidaya melati secara komersial diperlukan tanah yang remah, porus, berpasir dan juga kaya bahan organik yang telah terdekomposisi (Pizzetti dan Coaker, 1968).
Umumnya bibit berasal dari stek cabang yang keras, dan setengah keras dengan panjang 5 atau 6 ruas. Bibit melati juga dapat diperoleh dengan cara perundukkan dari cabang basal. Untuk keperluan penanaman secara luas hendaknya dipilih bibit yang sudah mempunyai perakaran baik dan berdaun penuh. Bibit yang baik dapat diperoleh dengan pembibitan yang melalui pendederan di pot kantong plastik (polibag).
  • SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia Pusat penyebaran tanaman melati terkonsentrasi di Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal.
  • SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
  1. Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
  2. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat C,
  3. Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
  4. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar matahari.
Media Tanam
  1. Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol dan andosol.
  2. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
  3. Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).

Budidaya Bunga Melati
Budidaya Bunga Melati
  • PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
  1. Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
  2. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    1. Penyiapan tempat semai:
      • Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
      • Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
      • Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
    2. Pemeliharaan bibit stek:
      • Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
      • Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
      • Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
      • Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.
Pengolahan Media Tanam
  1. Pembukaan Lahan
    1. Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
    2. Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
  2. Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
  3. Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
  4. Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate
  2. Pembuatan Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
  3. Cara Penanaman : Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.
Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan dan Penyulaman. : Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
  2. Penyiangan : Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
  3. Pemupukan : Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
  4. Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
  5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.
  6. Lain-lain : Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati, seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih (J.sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah, sedangkan jenis melati Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah.
Budidaya Bunga Melati

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan & pembibitan jambu biji

Pemeliharaan Pembibitan/ Penyemaian Jambu Biji Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat dan merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, untuk merangsang secara langsung pada daun dan akar, sehingga memberikan kekuatan vital untuk kegiatan pertumbuhan sel.

Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yang digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas baru pada pohon induk
di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman disemprot 50 cc larutan.

Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. Dan dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan tanaman padi

Pemeliharaan Tanaman Padi

1)Penjarangan dan Penyulaman Padi Sawah
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan paling lama 14 hari setelah tanam.
Bibit sulaman harus dari jenis yang sama yang merupakan bibit cadangan pada
persemaian bibit.
2)Penyiangan Padi Sawah
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan
sekaligus dengan menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu
pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang
mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
3)Pengairan Padi Sawah
Syarat penggunaan air di sawah:
a)Air berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pengairan/ Dinas
Pertanian dengan aliran air tidak deras.
b)Air harus bisa menggenangi sawah dengan merata.
c)Lubang pemasukkan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air
merata di seluruh lahan.
d)Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak
sawah. Kotoran berfungsi sebagai pupuk.
e)Genangan air harus pada ketinggian yang telah ditentukan.
Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi
sedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi
berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm.
Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada
waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
4)Pemupukan Padi Sawah
Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam
pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan
Urea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha.
Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah tanam.
Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari
sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2
kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.
5)Penyiangan dan Pembumbunan Padi Gogo
Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu
tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.
6)Penyulaman Padi Gogo
Dilakukan pada umur 1-3 minggu setelah tanam.
7)Pemupukan Padi Gogo
a)Pupuk organik
Berasal dari tanaman pupuk hijau seperti Crotalaria juncea yang berumur 4-6
bulan atau dari pupuk kandang yang telah matang. Pupuk organik dibenamkan
ke tanah dengan dosisi 10-30 ton/ha.
b)Pupuk anorganik
Pupuk yang diberikan  berupa 150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha
KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8
minggu setelah tanam.
8)Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan 1-2 minggu sekali tergantung dari intensitas
serangan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan tanaman melon

PEMELIHARAAN TANAMAN

Setelah melalui tahapan penanaman, tanaman melon perlu dipelihara dan dikontrol pertumbuhannya agar perkembangannya maksimal dan buah yang dihasilkan berkualitas tinggi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan pemeliharaan tanaman melon ini , yakni :
PENJARANGAN DAN PENYULAMAN
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
PENYIANGAN
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang
tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
PEMBUBUNAN
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
PEREMPALAN
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
PEMUPUKAN
Agar buah yang dihasilkan bermutu serta banyak perlu dilakukan upaya khusus seperti melakukan pemupukan. Pemberian pupukpun tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan, diperlukan takaran yang sesuai dengan umur dan kondisis tanaman. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan).
Caranya pemberian pupuk yakni sebarkan pupuk secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah.
Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
  • Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
  • Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
  • TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
  • KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.

Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur q 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan & pemupukan buah semangka

Pemeliharaan dan Pemupukan Buah Semangka Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.

PENYIANGAN

Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.

PEMBUBUNAN

Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman.

PEREMPALAN

Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.

PEMUPUKAN

Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:

a) Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
b) Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
c) ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.

WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA

Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14- 17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan &manfaat tanaman salak

Menfaat Buah Salak terhadap kesehatan
1. Obat Mencret
Salah satu manfaat dari buah salak adalah sebagai obat mencret. Caranya cukup dengan mengkonsumsi 20 gram daging buah yang masih muda.
2. Menjaga stamina
Vitamin yang digunakan memelihara dan menjaga kesehatan mata adalah vitamin A. saat kita sekolah guru-guru kita selalu menganjurkan banyak makan wortel untuk memenuhi kebutuhan vitamin A. Sedangkan dr. Pericone menganjurkan untuk menghindari wortel dalam diet untuk bebas kerut karena menurut dia banyaknya makanan yang tinggi kandungan vitamin A (seperti karoten) dapat menimbulkan respon peradangan sebagai akibat kandungan gula yang tinggi. Nach bagi yang berkacamata saat sedang berusaha mengurangi kerut alias usaha awet muda ya sebaiknya mengganti wortel dengan jus salak.
3. Menyembuhkan Rabun Jauh
Ketajaman mata tidak terkoreksi dengan pemberian vitamin A. vitamin A pada mata hanya menambah ketajaman dalam melihat terang dan gelap (rabun senja). Dr. Hendrawan juga mengatakan bahwa letak gangguan kelainan rabun jauh bukanlah di retina tetapi di garis sumbu mata yang memendek, sehingga obatnya adalah kacamata. Sebagaimana kasus pada kolegaku, pemakaian kacamata bisa dihilangkan karena minusnya masih sedikit (1/4), mungkin kalau sudah terlanjur banyak, kacamata adalah obatnya.
Penelitian terbaru yang disampaikan oleh Nurfi Afriansyah, MSc dari Pusat Litbang Gizi dan Makanan Departemen kesehatan RI sebagaimana ditulis dalam tabloid gaya hidup sehat menyatakan bahwa kandungan betakaroten dalam 100 gram salak kurang lebih 5,5kali lebih banyak dibanding mangga, 3kali dibandingkan jambu biji dan 5kali semangka merah. Sayang tidak disebutkan berapa kalinya wortel.
Berikut adalah kandungan gizi buah salak Dalam 100 gram salak, masih menurut Ririn, juga terkandung 77 kalori, 0,4 gram protein, 20,9 gram karbohidrat, 28 gram kalsium, dan 18 gram fosfor. Kandungan zat besinya 4,2 mg per 100 gram salak. Tiap 100 gram salak juga mengandung 0,04 mg vitamin B dan 2 mg vitamin C
Jenis - Jenis Salak

Yang umum adalah salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar diatas masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman),monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil).
Jenis atau varietas salak yang ada di Indonesia adalah : Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
Berikut adalah cara budidaya, menanam atau berkebun salak
Pembibitan Salak
Dalam usaha pembibitan salak perlu diperhatikan sifat-sifat genetiknya. Secara alami dapat diketahui adanya tanaman salak yang selalu berbunga jantan. Tanaman jenis ini tidak mampu menghasilkan buah.
Untuk mendapatkan bibit salak yang dapat berproduksi dilakukan secara generatif (biji salak) dan vegetatif (tunas anakan). Mengembangbiakan salak dengan biji nampaknya jauh lebih mudah dan lebih murah, apalagi untuk keperluan dalam jumlah banyak. Disamping itu, akan diperoleh kondisi tanaman yang lebih kuat. Kelemahan dari sistim pembibitan generatif adalah, waktu berbuahnya lebih lama, tidak selalu mempunyai sifat-sifat genetis dan unggul yang sama dengan pohon induknya dan tidak dapat dipastikan apakah bibit tersebut akan menjadi tanaman betina atau justru menjadi tanaman jantan.
Bibit vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan (cangkok). Bibit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, hasil tanaman yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya, dapat dipastikan terlebih dahulu kelamin tanaman dimaksud (jantan/betina), cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (relatif sama dengan pohon induknya). Tanaman salak yang akan dijadikan sebagai induk perbanyakan vegetatif, sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut :
- Pohon induk harus berumur lebih dari satu tahun; 
- Tumbuhnya rimbun dan tidak ada tanda-tanda daunnya menguning;
- Bebas hama dan penyakit;
- Berbuah lebat dan berkualitas baik;
- Tunas anakan yang akan dicangkok sudah cukup umur dan mempunyai pelepah 4 – 5 helai.
Dalam perhitungan kelayakan usaha tani salak ini diasumsikan untuk pembibitan pertama kali (tahun 0) adalah dengan membeli bibit yang sudah siap untuk ditanam termasuk bibit pejantannya. Sedangkan untuk bibit salak tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan pencakokan, sehingga dalam perhitungan analisa kelayakan akan terlihat biaya tenaga kerja untuk mencangkok (khusus untuk salak Pondoh).
Penanaman dan Pemeliharaan Salak
Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam.

Read more: http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/10/cara-budidaya-salak-pondoh.html#ixzz1mzDt8TNE

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan tanaman salam


Pemeliharaan tanaman salam (Syzygium polyanthum) yang merupakan tanaman herbal dilakukan terutama adalah membersihkan tanaman liar atau gulma, pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman, serta pemupukan tanaman agar tanaman salam dapat menghasilkan produk herbal   yang sehat dan baik.
Pembersihan gulma dilakukan dilokasi lahan sebelum untuk penanamn, maupun secara berkala dengan membersihkan semak-semak dan tanaman liar yang tumbuh, karena akan menghambat pertumbuhan tanaman kalau tidak dibersihkan. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik yang baik untuk lingkungan dan pertumbuhan tanaman. Memangkas tanaman agar dapat tumbuh cabang-cabang tanaman yang banyak, karena dengan banyak cabang berarti menjadi banyak daun yang tumbuh, sehingga panen produk herbal berupa daun salam akan berlimpah.
Tanaman salam merupakan jenis tanaman tanaman herbal yang sehat daunnya, terbebas dari hama dan penyakit tanaman. Hama dan penyakit tanaman salam yang umum ditemukan adalah kutu (Trioza Alacris). Kutu ini menyerang batang dan daun tanaman salam dengan cara mengisap getahnya dengan gejala pertama yang timbul adalah daun dibagian pinggirnya mengeriting, kemudian menjadi kekuningan, selanjutnya menjadi cokelat, akhirnya jatuh.
Walaupun serangan kutu ini sering tidak fatal, tetapi akan melemahkan tanaman, sehingga membuka jalan untuk terjangkitnya hama dan penyakit lainnya. Oleh karena itu pembersihan tanaman liar dan penyiraman diperlukan. Penyemprotan dengan pestisida sesuai keperluan dengan menggunakan pestisida yang direkomendasikan.
Untuk menjadikan tanaman yang produktif, menghasilkan obat herbal yang baik, bebas residu, maka pemupukan menggunakan pupuk organik. Pemupukan untuk pemeliharaan dilakukan pada tahun pertama dan setiap tahun selanjutnya menggunakan pupuk kandang atau kompos yang matang dan baik agar pertumbuhan tanaman menjadi lebih baiak dan subur.  Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang tidak terlalu dalam disekitar batang tanaman, dengan dosis yang tepat sesuai perkembangan tanaman.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS



Pemeliharaan Tanaman Manggis

Setelah bibit tanaman manggis ditanam, berikutnya yang perlu dilakukan adalah pemeliharaan. Pemeliharaan yang diperlukan oleh tanaman manggis kurang lebih sebagai berikut;

1) Penyiangan
Lakukan penyiangan tanaman manggis secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanya itu dua kali dalam setahun.

2) Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting pohon manggis yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang
bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan
ter.

3) Pemupukan
Jenis dan dosis pemupukan yang dianjurkan untuk tanaman manggis adalah:
a) Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
b) Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua sampai tiga kali.
c) Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang.

Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang manggis
dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10-
20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.

4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman manggis yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang
cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.

5) Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang manggis yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pemeliharaan tanaman pisang

PEMELIHARAAN TANAMAN PISANG

Tanaman pisang sekali kita tanam jauh lebih repot membasmi daripada menanamnya. Begitulah tanaman bandel ini, dibiarkan pun tetap akan menghasilkan buah, mungkin itulah yang menyebabkan kebanyakan petani agak enggan merawat tanaman pisangnya. Padahal dengan sejumlah masukan teknologi yang telah dipublikasikan pisang ambon atau buai yang dipelihara dengan baik mampu menghasilkan buah minimal 30 kg/tandan, kira-kira satu setengah sampai dua kali lipat dari tanaman yang tidak dirawat. Kalau harga tiap kilo misal Rp. 1000,- maka dapat menghasilkan Rp. 30.000,- pertandan. Beberapa kegiatan perawatan/pemeliharaan yang perlu mendapat perhatian adalah :

1). Pemangkasan, pemangkasan daun kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun sehat, agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan dilakukan sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi, daun bekas pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian dibakar. Alat pemangkasan sebaiknya disterilkan dengan desinfektan misalnya menggunakan bayclean atau alkohol.

2). Penyiangan dan Penggemburan Tanah, tanah disekitar pohon pisang harus dibersihkan dari rumput pengganggu/gulma, sekaligus digemburkan dengan cangkul bkecil (koret). Penggemburan tanah tidak boleh terlalu dalam karena perakaran pisang itu dangkal dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan kondisi kebun. Bila gulma tidak banyak maka yang perlu dilakukan adalah penggemburan tanah agar perakaran dan bonggol pisang bisa berkembang dengan baik. Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 sampai 5 bulan, terutama 3 bulan pertama pengendalian gulma harus dilakukan secara intensif. Setelah tanaman berumur 5 bulan pengendalian mulai dikurangi karena kanopi tanaman telah saling menutupi sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan selang waktu 2-3 bulan.
Saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida seperti DMA G, Paracol dan Herbisol sesuai dosis anjuran di kemasan. Penggunaan herbisida umumnya tergantung pada musim, musim kering menggunakan herbisida sistemik dan musim hujan menggunakan herbisida kontak. Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali, karena gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat merupakan sarang hama penggerek batang. Hati-hati dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat racun terhadap tanaman pisang.

3).Pembumbunan, perlu dilaksanakan bila umb i pisang muncul ke permukaan tanah, demikian juga pada waktu tanaman pisang menghasilkan rumpun (beranak). Hal ini dimaksudkan agar perakaran bisa berkembang lebih baik sekaligus memperkuat pertumbuhan tanaman pisang.

4). Pengairan, perakaran tanaman pisang dangkal, dekat dengan permukaan tanah namun tanaman ini tahan terhadap kekeringan atau kekurangan air karena perakarannya banyak mengandung air. Apabila tandan buah keluar pada musim kemarau, maka tandannya pendek pendek dan kecil-kecil. Kenyataan ini maka para ahli melakukan pengairan tanaman pisang pada musim kemarau, ternyata tandan buahnya jadi panjang dan buahnya juga besar-besar. Oleh karena itu pemberian air pada musim kemarau perlu sekali dilakukan terutama bila tanaman akan berbunga ataub berbuah. Musim kemarau kebun pisang perlu diairi minimal sebulan sekali agar kelembaban tanahnya terjaga.

5) Penjarangan Anakan, bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan) dan 1 anakan muda (umur 3 bulan) yang dilakukan rutin setiap 6 - 8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat terbuka dan yang terletak diseberangnya, jadi setiap rumpun supaya dijaga tinggal 3 anakan, yang lain dibuang hati-hatibsupaya hasilnya tinggi. Setelah bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan uler pisang lambat sekali segera sisa jantung dipotong. Pemotongan jantung pisang dapat meningkatkan produksi buah antara 2 - 5%.

6). Perawatan Tandan, membersihkan daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering dan membuang buah pisang yang tidak sempurna pada 1-2 sisir terakhir, diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah pada tandan diatasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna biru ukuran 1m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah darin kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus tandan yang mempunyai masa pembuahan sama dapat diberi tanda (misal dengan tali rafia yang sama0. Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam. Sebelum buah dipanen agar tanaman tidak roboh dapat ditopang dengan bambu atau dengan mengikat pangkal tandan dengan kabel atau tali yang dibentang diantara barisan tanaman pisang.

7). Sanitasi Kebun, bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun tetap sehat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan baik. Sanitasi dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering, penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen.
Sumber : 1).Teknologi Budidaya Pisang, B2P2TP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. 2) Budidaya Pisang, Lembaga Penelitian Hortikultura Pasar Minggui Jakarta Indonesia, 1980. 3). Budidayabpisang, DEPTAN, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, 2000. (siti hafsah husas, PP Pusbangluh).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Free Blooming Pink Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com